Stunting adalah masalah serius yang mempengaruhi masa depan anak-anak di desa. Namun, dengan pemanfaatan Dana Desa yang tepat, kita dapat menanggulangi masalah ini secara efektif. Pemerintah Desa Hargosari mengalokasikan anggaran yang bersumber dari Dana Desa dalam penanganan stunting pada Tahun Anggaran 2025 sejumlah Rp. 67.000.000,- (Enam Puluh Juta Rupiah). Anggaran ini diharapkan dapat mensukseskan program percepatan penanganan stunting tahun ini.
Adapaun wilayah Desa Hargosari memiliki 5 Posyandu Balita diantaranya sebagai berikut :
1. Posyandu Balita Anggrek berada di wilayah Dusun Gondorejo
2. Posyandu Balita Mawar berada di wilayah Dusun Polo
3. Posyandu Balita Melati berada di wilayah Salam
4. Posyandu Balita Lestari berada di wilayah Ngasem
5. Posyandu Balita Dahlia berada di wilayah Pondok
Posyandu Balita dilaksanakan setiap Bulan pada minggu pertama bulan berjalan. Para kader bertugas melayani balita di wilayah posyandu masing-masing. Adapun total balita yang berada di wilayah Desa Hargosari kurang lebih 100 anak dan masing-masing mendapatkan PMT (Pemberian makanan Tambahan) untuk setiap kegiatannya.
Berikut adalah 12 langkah strategis yang dapat diterapkan untuk menggunakan Dana Desa dalam mengatasi stunting:
Penyuluhan Gizi untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
Stunting berawal dari kurangnya perhatian terhadap gizi ibu hamil dan ibu menyusui. Oleh karena itu, penyuluhan yang efektif sangat penting untuk memastikan ibu-ibu mendapatkan informasi yang benar mengenai gizi seimbang.
Langkah Implementasi:
Distribusi Suplemen Gizi
Gizi yang kurang pada balita dan ibu hamil dapat meningkatkan risiko stunting. Oleh karena itu, distribusi suplemen gizi sangat penting untuk mencegah masalah ini.
Langkah Implementasi:
Perkuat Posyandu dan Pelatihan Kader Kesehatan
Posyandu adalah garda terdepan dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, serta memberikan edukasi tentang gizi. Maka dari itu, memperkuat Posyandu dengan fasilitas yang memadai dan kader kesehatan yang terlatih sangat penting untuk mengurangi stunting.
Langkah Implementasi:
Perbaikan Sanitasi dan Akses Air Bersih
Sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko penyakit yang pada akhirnya berdampak pada tumbuh kembang anak. Penyediaan air bersih dan sanitasi yang baik sangat penting dalam mencegah stunting.
Langkah Implementasi:
Pengembangan Pangan Lokal Bergizi
Ketahanan pangan yang baik dapat membantu keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari. Oleh karena itu, pengembangan pangan lokal yang bergizi menjadi salah satu langkah penting dalam mencegah stunting.
Langkah Implementasi:
Program Penyuluhan Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat, seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan, sangat berperan dalam mencegah stunting. Penyuluhan tentang pentingnya kebersihan dan pola hidup sehat harus menjadi bagian dari upaya pencegahan stunting.
Langkah Implementasi:
Pelatihan untuk Petani dan Pengembangan Pertanian Lokal
Pertanian yang sehat dan ramah lingkungan dapat meningkatkan ketersediaan bahan pangan bergizi untuk masyarakat. Pelatihan bagi petani tentang cara bertani yang baik dan benar sangat penting dalam mendukung ketahanan pangan.
Langkah Implementasi:
Peningkatan Fasilitas Kesehatan yang Menarik
Fasilitas kesehatan yang ramah anak dan ibu dapat membuat kunjungan ke pos kesehatan menjadi pengalaman yang menyenangkan, yang pada akhirnya meningkatkan frekuensi kunjungan untuk pemeriksaan gizi dan kesehatan.
Langkah Implementasi:
Program Imunisasi dan Pemeriksaan Rutin yang Interaktif
Imunisasi dan pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting untuk mencegah penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Menggunakan teknologi untuk memudahkan orang tua memantau kesehatan anak menjadi langkah yang efektif.
Langkah Implementasi:
Pengembangan Usaha Pangan Bergizi dengan Sentuhan Kreatif
Usaha makanan bergizi harus didorong untuk lebih kreatif agar menarik minat masyarakat. Mendukung UMKM yang menyediakan pangan sehat dapat membantu meningkatkan pola makan masyarakat desa.
Langkah Implementasi:
Kolaborasi dengan Puskesmas dan Lembaga Non-Pemerintah melalui Media Sosial
Kolaborasi antara puskesmas, lembaga non-pemerintah, dan media sosial dapat memperluas jangkauan edukasi kesehatan, khususnya tentang stunting. Media sosial yang menarik dapat meningkatkan kesadaran masyarakat.
Langkah Implementasi:
Sistem Monitoring dan Evaluasi yang Gamified
Penggunaan teknologi dalam memantau program stunting dapat meningkatkan motivasi masyarakat untuk mengikuti program kesehatan. Sistem gamifikasi dengan penghargaan digital dapat meningkatkan partisipasi.
Langkah Implementasi:
Tujuan utama dari Posyandu Balita (Pos Pelayanan Terpadu untuk Balita) adalah untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan anak-anak usia di bawah lima tahun (balita) melalui upaya promotif, preventif, dan deteksi dini terkait masalah kesehatan. Berikut adalah beberapa tujuan spesifik dari Posyandu Balita:
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan: Posyandu Balita bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara berkala, termasuk pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa balita tumbuh sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan.
Pencegahan dan Deteksi Dini Masalah Gizi: Posyandu berperan dalam mendeteksi dini tanda-tanda malnutrisi seperti kekurangan gizi atau gizi buruk serta memberikan intervensi berupa edukasi gizi dan suplementasi jika diperlukan.